Kamis, 05 Januari 2023

Balada Si Roy, Film yang Saya Nantikan di Tahun 2023

Sebagai penikmat film ada beberapa film yang ingin saya tonton di tahun 2023. Terutama film yang diadaptasi dari sebuah buku atau novel. Juga film yang dibintangi oleh aktor atau aktris yang sejak awal sudah mencuri perhatian. Seperti Tom Cruise dengan Mission Impossiblenya.

Picture by IDN picture

Bagi saya menonton film dari adaptasi sebuah buku memiliki tantangan tersendiri. Artinya bisa mencocokkan imajinasi kita saat membaca bukunya dengan hasil kreatifitas para sineas film. Bukan berarti membandingkan.

Hanya menyelaraskan. Jika sama seperti yang dibayangkan artinya sudut pandang kita sama. Nah, salah satu film yang tahun 2023 akan tayang adalah Balada Si Roy. Adaptasi dari novel legendaris karya Gol A Gong dengan judul yang sama.

Film Balada Si Roy (BSR) rilis tahun 2022 dan akan tayang pada 19 Januari 2023. Dibintangi oleh Abidzar Al Ghifari dan Febby Rastanty, film BSR berkisah tentang remaja Roy dengan segala kegelisahannya. 

Pencarian identitas diri khas remaja usia SMA. Dengan latar daerah Serang, Banten dan setting tahun 80/90-an sesuai dengan awal ditulisnya kisah Balada Si Roy.  Yang merupakan cerita bersambung di majalah Hai. 

BSR dijadikan novel berseri pada tahun 1990-an oleh penerbit Gramedia. Nah, setelah menjadi novel barulah saya mengikuti kisah si Roy dari seri pertama sampai terakhir (10 seri). 

Dokumen pribadi

Bagi pembaca novel Balada Si Roy, Roy itu gue banget. Tentu sesuai dengan sudut pandang masing-masing. Sebab ada banyak kisah yang terjadi pada si Roy yang merupakan kegelisahan kita juga pada masanya.

Jika membaca novelnya saja begitu seru dan dapat sekali feel-nya. Maka membayangkan filmnya tentu lebih seru. Oleh karenanya ingin sekali segera menyaksikan Balada Si Roy versi layar lebar. 

Bagaimana gaya Roy memikat hati gadis-gadis di sekolahnya? Bagaimana Roy dengan gengnya berkelahi dan balapan motor? Bagaimana romantisme ala Roy dan Dewi Venusnya? Semua ingin segera saya saksikan di layar lebar. 

Bagi saya menonton BSR semacam nostalgia dan mengenang masa remaja. Remaja era 80/90-an. Nah, bagi kalian anak-anak muda milenial atau generasi Z. Bisa menyaksikan bagaimana tingkah pola remaja era 80/90-an. Bagaimana karakter pemuda masa itu. Ah, jadi tak sabar. (EP)

#baladasiroy


Nb. Tulisan senada termuat juga di Kompasiana.com 

Jumat, 05 Maret 2021

Mengenang 56 Tahun Film The Sound of Music

Tahun 2021 Film The Sound of Music berusia 56 tahun. Wah, sudah setengah abad lebih ya? Memang benar. Karena The Sound of Music film yang diproduksi tahun 1965. Tepatnya pada tanggal 2 Maret 1965.

Saya belum lahir tuh. Namun The Sound of Music menjadi salah satu film favorit saya. Kok bisa? Tentu saja hasil dari membaca artikel tentang film tersebut di media cetak. 

Penasaran dong. Berhubung sudah tidak ada di bioskop maka saya membeli DVD-nya. Saya menonton film tersebut di rumah saja. Ternyata memang filmnya bagus sekali loh.

Dokumen pribadi

Dari sisi cerita, musik dan juga latar filmnya. Semuanya bagus. Pemandangan yang disuguhkan dalam film tersebut begitu indah. Pantaslah jika film The Sound of Music meraih banyak penghargaan di zamannya.

Menariknya lagi para pemain dan kru film  tetap menjaga hubungan kekeluargaan sampai sekarang. Jadi informasi tentang para pemainnya pun tetap bisa diketahui oleh para penggemar. Termasuk siapa saja para pemain yang telah meninggal.

Film The Sound of Music bercerita tentang Maria yang dikirim oleh pihak biara untuk menjadi pembantu di keluarga Kapten Von Trapp. Di sana ia harus mengurus anak Kapten Von Trapp yang berjumlah 7 orang.

Maria & tujuh anak yang diasuhnya (dok.instagram Julieandrewsedwars)

Tentu saja bukan hal mudah mengurus 7 orang anak dengan karakter berbeda. Apalagi anak-anak tersebut tidak menyukai kehadiran Maria. Setiap hari ada saja ulah anak-anak untuk membuat Maria tidak betah tinggal di rumah tersebut.

Namun seiring berjalannya waktu. Akhirnya anak-anak bisa menerima Maria. Bahkan  Maria ingin dijodohkan dengan ayah mereka. Sebab mereka tidak suka dengan tunangan sang ayah yang sangat galak dan tak menarik.

Maria & Kapten Von Trapp (dok. Instagram Julieandrewsedwars)

Sebuah cerita yang lekat dengan keseharian kita. Bisa jadi kita sendiri pernah berada di posisi anak-anak tersebut. Didukung akting para pemain yang natural dan pemandangan alam yang indah serta lagu-lagunya yang kesemuanya bagus. Pantas jika film The Sound of Music menjadi film musikal terbaik sepanjang masa. 

Julie Andrews & Christopher Plummer (dok Instagram Julieandrewsedwars)

Pemain utama film The Sound of Music, Julie Andrew yang berperan sebagai Maria serta Christopher Plummer yang berperan sebagai Kapten Von Trapp, sampai sekarang tetap berkiprah di dunia akting dan tetap ciamik aktingnya.

Namun pada tanggal 6 Februari 2021 keluarga besar The Sound of Music berduka cita. Mereka dan kita semua kehilangan kapten Von Trapp yang diperankan oleh Christopher Plummer. Plummer meninggal dunia di usia 91 tahun. 

Anniversary 56th The Sound of Music diselimuti duka. Sebab kepergian Christopher Plummer belum juga satu bulan. Meski demikian tak akan menghapus namanya di jagad dunia hiburan. Christopher Plummer dan The Sound of Music tak dapat dipisahkan. Keduanya akan tetap abadi di hati para penggemarnya. (EP)

 

Minggu, 01 Maret 2020

Teman Tapi Menikah 2 "Inilah Realita Hidup Berumah Tangga"

"Nikmati masa-masa single Lo, karena itu gak akan balik lagi" (Ayu)


Dokpri

Judul Film: #Teman Tapi Menikah 2
Sutradara: Rako Prijanto
Produksi: Falcon Picture
Pemain: Adipati Dolken, Mawar de Jorgh, Sarah Sechan

Sinopsis

Film Teman Tapi Menikah 2 tayang di bioskop-bioskop Indonesia pada 27 Februari 2020. Film ini melanjutkan kisah Ayu dan Ditto di film sebelumnya. Hanya saja berbeda kisah.

Dalam film Teman Tapi Menikah 2 ini kita bisa melihat kebahagiaan dan harapan-harapan Ayu dan Ditto sebagai pasangan pengantin baru. Memilih tempat tinggal, merencanakan perjalanan berdua dan lain-lain.

Foto by Republika.co

Namun mereka dihadapkan pada kenyataan yang tak terduga. Ayu hamil lebih cepat. Sesuatu yang tidak mereka prediksi sebelumnya. Yang mengakibatkan mereka cekcok karena belum siap.

Calon bayi yang seharusnya menjadi pelengkap kebahagiaan mereka, justru menjadi sumber konflik di antara mereka. Ketakutan Ayu terhadap bentuk tubuhnya usai melahirkan. Kekhawatiran tidak bisa jalan-jalan lagi setelah memiliki anak. Kecemasan atas sikap Ditto jika tubuhnya berubah. Semua itu membuat Ayu stress.

Foto by BookMyShow

Ditambah perubahan hormon dalam tubuhnya akibat hamil. Jadilah Ayu sering uring-uringan dan bertingkah aneh. Ditto bingung menghadapi Ayu. Semua serba salah jadinya. Apalagi ia kerap dijadikan sasaran kemarahan Ayu. Pertengkaran demi pertengkaran tak terhindarkan lagi.

"Aku enggak boleh break sebentar? Sekadar nongkrong sama teman-teman," ujar Ditto

"Emang kamu pikir jadi orang tua ada breaknya," sahut Ayu.

Saking frustasinya Ayu ingin mengenyahkan bayi itu. 

Peristiwa demi peristiwa mereka lalui dalam diam, marah dan kembali baik. Sampai akhirnya tibalah Ayu pada proses persalinan. Peristiwa yang membuat Ditto cemas dan Ayu takut hingga ia tidak ingin hamil lagi.

Adegan persalinan (dokpri)

Setelah melewati proses persalinan yang menegangkan. Serta kehadiran buah hati yang lucu dan sehat. Bukan berarti masalah selesai. Ada banyak peristiwa lain yang terjadi. Kelelahan mengurus buah hati dan lain-lain. Yang akan berlangsung terus bergantian, selamanya. 

Karena begitulah menjadi orang tua. Dan harus dijalani. Dengan bahagia tentunya. Baik itu menikah di usia muda atau di usia matang. Permasalahan yang dihadapi tidak jauh beda. 

Kesimpulan

Tak masalah membayangkan yang indah-indah tentang hidup berumah tangga. Itu menjadi semangat sekaligus cambuk untuk meraih kehidupan baru yang lebih baik. Namun harus siap dengan segala permasalahan yang menghadang. Dan ini tidak hanya satu, dua atau tiga tahun. Selamanya. Tentu saja dengan kadar dan bobot yang berbeda-beda. Karena inilah realita hidup berumah tangga.


#odopday2
#filmindonesia
#onedayonepost
#temantapimenikah2
#esyrilookcommunity







Sabtu, 29 Februari 2020

Tentang Film Toko Barang Mantan " Intinya Kalau jodoh Tak Kemana, Kalau Cinta Jangan Gengsi"

"Memang kamu pernah bilang putus? Enggak kan? Kamu pergi gitu aja kok?" (Tristan)


"Kapan kamu bilang cinta sama aku? Enggak pernah kan? (Laras)



Penggalan kalimat yang diucapkan oleh tokoh utama dalam film Toko Barang Mantan.

Dokpri

Judul film: Toko Barang Mantan
Sutradara: Viva Westi
Penulis skenario: Titien Wattimena
Produksi: MNC Picture
Pemain: Reza Rahadian, Marsha Timothy, Ledil Putra, Dea Panendra, Roy Marten, Widi Mulya

Sinopsis

Film ini latar ceritanya adalah sebuah toko yaitu Toko Barang Mantan seperti judul film tersebut. Kegiatan didalam toko, interaksi antara pembeli dan penjual, geliat toko di sekitarnya dan problematika yang dihadapi pemilik toko dan rekannya merupakan peristiwa yang bisa kita lihat.

Mimpi, harapan dan kisah cinta Tristan (Reza Rahadian) sebagai pemilik Toko Barang Mantan dengan Laras (Marsha Timothy)  menjadi inti dari cerita ini. Tentu saja dengan balutan komedi yang terjadi didalam toko tersebut.

Dokpri

Kisah cinta keduanya digambarkan dalam kilasan-kilasan cerita. Diawali dari kehadiran Laras yang tiba-tiba ke toko Tristan setelah sekian lama tak ada kabar. Tujuan Laras datang untuk memberitahu Tristan tentang pernikahannya. Dengan kata lain mengundang Tristan untuk hadir kepernikahannya.

Tristan yang tak percaya dengan kabar ini mulai mengenang kembali kebersamaannya dengan Laras. Dari sini cerita mulai menemukan alurnya. Bagaimana awal mula Tristan mendekati Laras serta kebersamaan keduanya.

Lewat benda-benda pemberian Laras yang masih disimpannya, Tristan mengenang kembali semua itu. Dan menyadari bahwa ia masih mencintai Laras sampai detik ini.

Laras yang telah mengetahui keberadaan toko Tristan, kerap datang ke toko tersebut. Sekadar menceritakan perkembangan persiapan pernikahannya sampai meminta pendapat Tristan tentang souvernir pernikahan. Pertemuan demi pertemuan antara keduanya tentu saja membangkitkan kenangan indah yang pernah terjadi.

Semesta seolah mendukung kebersamaan mereka. Laras tiba-tiba mengabarkan kalau pernikahannya batal. Tristan tentu saja senang. Namun disalah artikan oleh Laras yang dianggap Tristan bahagia di atas penderitaannya.

Tristan yang bergaya cuek dan apa adanya. Laras yang lembut dan serba teratur. Membuat keduanya cekcok dalam perdebatan panjang yang berujung Laras marah dan tak akan kembali lagi.

Tristan yang merasa kehilangan mulai introspeksi diri. Ia ingin menata hidupnya kembali. Dimulai dengan usahanya menyelesaikan kuliah. Membuat tokonya maju. Dan membuat perencanaan bagi hidupnya. Ia pun berusaha merebut hati Laras lagi. Namun terlambat. Laras sudah kembali bersama dengan calon suaminya.

Tristan seperti prajurit yang kalah perang. Namun ia tetap dengan tujuannya untuk menata hidup dengan menjadi pengacara. Toko yang ia bangun dihibahkan kepada temannya. 

Namun beberapa bulan kemudian kejutan terjadi. Laras datang ke toko lagi. Tristan tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Ia ingin mengatakan isi hatinya kepada Laras meski menyadari bahwa Laras tak akan termiliki. Ia tak ingin membohongi kata hatinya. Karena cinta harus diucapkan. Seberapa besar cinta dan pengorbanan yang diberikan, harus ada pernyataan pasti. Itu sebenarnya yang Laras inginkan. Hal sepele namun sangat berarti baginya. 

Dokpri

Siapa sangka ternyata Laras tidak bersama calonnya lagi. Ia pun dengan segenap hati menerima Tristan. Karena sesungguhnya Laras memang mencintai Tristan. Kisah cinta yang berakhir bahagia. 

Kesimpulan

Sederhana saja pesan dalam film ini. Kalau cinta itu ya nyatakan. Jangan gengsi atau berdalih apapun. Karena perempuan butuh kepastian, bukan hanya perhatian semata. Selain itu, percayalah. Kalau seseorang itu jodoh kita. Entah bagaimana caranya, bagaimana jalan ceritanya. Pasti ia akan kembali dan kalian akan bersama selamanya. (EP)



#odopday1
#filmindonesia
#onedayonepost
#komediromantis
#tokobarangmantan
#estrilookcommunity















Sabtu, 15 Februari 2020

Little Women: Membuat Kamu Tahu Tentang Anak Pertama, Peran Ibu dan Arti Keluarga

"Hanya karena mimpiku berbeda dengan mimpimu tidak membuat mereka tak penting"
(Meg March)

Picture by The New York Times

Judul Film: Little Women
Sutradara: Greta Gerwig
 Novel by: Louisa May Alcott
Produser: Amy Pascal, Denise Di Novi, Robin Swicord
Produksi: Columbia Picture
Pemeran: Saoirse Ronan, Florence Pugh, Emma Watson, Eliza Scanken, Laura Dern, Meryl Streep

Sinopsis


Little Women. Film yang berkisah tentang empat bersaudara (perempuan semua) yang dibesarkan oleh sang ibu. Sebab ayah mereka pergi berperang dalam jangka waktu yang tak bisa ditentukan.

Empat bersaudara tersebut adalah Jo March, Amy March, Meg March, dan Beth March. Mereka memiliki mimpi dan ambisi masing-masing. Yang dalam film ini dikisahkan secara mundur melalui tokoh Jo March. Sebagai anak pertama yang berprofesi sebagai guru sekaligus penulis.

Melalui novel yang ditulisnya ia bercerita tentang proses kreatifnya dalam menulis. Tentang perjuangannya bagi keluarga. Tentang cara sang ibu dalam mendidik mereka. Dan tentu saja tentang konflik yang terjadi di antara mereka. Serta kisah cinta yang dialami oleh masing-masing mereka.

Bagaimana sang ibu yang meski hidup serba kekurangan tetapi mengajarkan arti berbagi kepada sesama. Terutama yang lebih kekurangan dari mereka.

Tentang bagaimana Jo March sebagai kakak tertua berjuang mewujudkan mimpi sang adik agar mereka bisa hidup berkecukupan, kelak. Tentang perasaannya yang tertekan akibat dikhianati oleh sang adik. Dan tentang pengertian sang ibu dalam situasi rumit ini.

Dengan latar negara Inggris abad 1860, film Little Women menyuguhkan pemandangan alam yang indah dan kostum-kostum pemain yang menarik. Pantaslah jika kemudian diganjar piala Oscar.

Kesimpulan

1. Jangan Suka Membohongi Hati Nurani.

Menjadi anak pertama itu meski menyukai kebebasan tetapi memiliki kepedulian terhadap keluarga. Bahkan rela mengorbankan kepentingan dirinya demi keluarga dan adik-adiknya. Hal yang Jo March alami dalam film ini. Bahkan ia rela melepas orang yang dicintai demi sang adik yang ternyata mencintai laki-laki tersebut.

"Saya lebih peduli untuk dicintai atau ingin dicintai"
 (Jo March)
"Itu tidak sama dengan mencintai"
(Marmee)

Foto by vox

Ia ingin marah. Ingin membenci sang adik. Tetapi hanya dipendamnya saja. Ia lebih menyalahkan diri sendiri sebab menolak cinta laki-laki tersebut. Baru menyadari bahwa ia ternyata mencintai laki-laki itu setelah semua sudah terjadi. Laki-laki itu menikahi adiknya. Intinya jangan suka membohongi kata hatimu jika tidak ingin menyesal.

2. Orang yang Jatuh Cinta Itu Sulit dinasihati

Hal ini terlihat dari sikap Meg March yang telah jatuh cinta kepada seorang laki-laki. Jika awalnya ia atas dukungan sang kakak memiliki niat untuk lepas dari kemiskinan dengan menjadi aktris. Kini semua mimpi itu musnah ketika sang cinta hadir.

Foto by IDNTimes

"Saya mungkin tidak selalu benar. Tapi saya tidak pernah salah"

Ia hanya ingin menikah dan memiliki anak serta mengurus suami. Tak peduli suaminya tak memiliki banyak harta. Susah kata lainnya. Tapi Meg March merasa sangat bahagia. Kebahagiaan yang disesalkan oleh Jo sebagai anak tertua.

3. Semarah Apa pun Terhadap Saudara, Ia Tetaplah Saudara Kita.

Jo yang membenci Amy karena telah membakar naskah yang ia simpan rapat-rapat. Tetap tidak tega dan khawatir ketika Amy terperosok di lubang es.

"Hidup ini terlalu singkat untuk marah pada saudara perempuan"
(Jo March)

Foto by IDNTimes

Amy yang menikahi laki-laki yang dekat dengannya tetap ia sambut dengan baik ketika berada di rumah. Hanya sang ibu yang mengetahui betapa hancur hatinya saat itu.

3. Kita Tidak Bisa Menolak Takdir

Betapa pun sebuah keluarga menyayangi anggota keluarga yang paling manis dan kalem. Ketika Tuhan memintanya kembali, bisa apa kita? Beth, anak paling manis dan tak banyak tingkah dari March bersaudara harus berpulang keharibaaan-Nya akibat sakit yang dideritanya. Tetapi akibat dari peristiwa ini Jo yang sempat memutuskan berhenti menulis setelah insiden naskahnya dibakar oleh Amy. Akhirnya mendapatkan ide dan kembali menulis novel yang ternyata berhasil terbit.

4. Ibu, Pembentuk Karakter Anak

Karakter anak yang kuat terbentuk dari didikan seorang ibu. Melalui nasihat dan tingkah laku sang ibu dalam mengajarkan kebaikan. Anak-anak akan selalu mengingatnya meski sang ibu tak ada.

"Jadilah baik satu sama lain"
(Marmee)

Foto by POPbela.com

"Jangan biarkan matahari terbenam karena kemarahan Anda. Maafkan dia dan mulai lagi besok" 
(Marmee)

5. Ibu, Tempat Bersandar Dari Masalah

Meski setiap masalah kita sendiri yang bisa menuntaskannya. Namun kehadiran ibu sebagai tempat bersandar membuat hati tenang. Hal tersebut terlihat dalam adegan Jo yang sedang tertekan.

"Mengapa harus malu dengan apa yang kamu inginkan"

Foto by IDNTimes

Penutup

Film Little Women sangat bagus untuk ditonton oleh siapa saja. Lewat film ini kita bisa belajar banyak tentang kehidupan. Terutama tentang posisi anak pertama dan posisi ibu dalam membesarkan anak-anak seorang diri.

Film Little Women membuat kita rindu akan masa kecil. Dan juga rindu kebersamaan dengan saudara-saudaari kita. 

Film Little Women membuat saya, kamu dan kita semua menyadari bahwa kebersamaan dengan keluarga itu hal utama yang harus dijaga sampai kapan pun.


#FilmBagus
#LittleWomen
#PeraihPialaOscar2020
#KategoriKostumTerbaik















Balada Si Roy, Film yang Saya Nantikan di Tahun 2023

Sebagai penikmat film ada beberapa film yang ingin saya tonton di tahun 2023. Terutama film yang diadaptasi dari sebuah buku atau novel. Jug...